Detail Cantuman Kembali

XML

Finishing Well: Menutup Babak-babak Penting Kehidupan = Finishing well : Closing Life's Significant Chapters


Finishing Well mengajak kita untuk melihat bahwa dalam kehidupan hal yang terpenting adalah bagaimana kita memulai pertandingan, dan bagaimana kita bertanding. Namun pada akhirnya yang diperhitungkan adalah bagaimana kita mengakhiri pertandingan. Tidaklah berat untuk memulai sesuatu, yang berat adalah bagaimana kita menyelesaikannya. Inilah salah satu tantangan terbesar pemimpin; ada banyak pemimpin yang telah memulai sesuatu dengan baik namun hanya sejumlah kecil di antara mereka yang mampu untuk menyelesaikannya dengan baik.

Menyelesaikan dengan baik dalam buku ini didefinisikan melalui tiga sisi, di antaranya;
1. Terhadap Allah, berarti kesetiaan terhadap panggilan kita
2. Terhadap diri sendiri, berarti hati nurani yang tulus. Kita telah melepaskan tanggung jawab kita dengan integritas sehingga kita tidak memiliki alasan untuk merasa bersalah terhadap rasa dendam yang belum diselesaikan, kewajiban yang belum dipenuhi, janji yang belum ditepati
3. Terhadap sesama, bagaimana kita menghargai orang lain dan melakukan perubahan yang berarti dalam hidup mereka.

Untuk menyelesaikan dengan baik babak kehidupan kita, bukan dengan menunggu hingga akhir, namun perlu dimulai dari sekarang. Lebih dari itu, setiap orang perlu untuk menyelesaikan setiap babak dengan baik guna mencapai sebuah akhir yang baik. Sebagaimana sebuah pertandingan catur, setiap babak dalam kehidupan kita/langkah yang kita ambil memiliki konsekuensi untuk menentukan akhir pertandingan.
Dengan mengangkat biografi dari 14 tokoh Alkitab, David W. F. Wong mengajak kita belajar dari perjalanan kehidupan mereka. Tidak semua tokoh dapat menyelesaikan dengan baik, namun dari sana kita dapat mengambil suatu pelajaran penting bagi babak-babak kehidupan kita.

Ironisnya, terdapat beberapa tokoh yang secara sekilas merupakan tokoh yang sangat ternama dan menunjukkan kualitas kehidupan yang baik—jika kita melihat secara sekilas—namun ada babak-babak dalam kehidupannya di mana mereka gagal menyelesaikannya dengan baik—hingga sampai akhirnya. Daud, misalnya, seorang yang lunak hati dan ‘dekat dengan Allah’, mampu dengan rendah hati mengakui kegagalannya dan bertobat, namun gagal menutup babak dukacita dengan menahan pengampunan kepada Absalom. Imam Eli, seorang imam yang saleh, ternyata gagal justru di dalam permasalahan yang melekat di dalam rumahnya sendiri—kegagalan dalam mendidik dan mendisiplin anak-anaknya, dan mengarahkan hidupnya pada suatu akhir yang tragis. Selain itu ada beberapa tokoh yang dapat memulai dengan sangat baik, namun tak dapat menyelesaikannya dengan baik pula, seperti Saul, Salomo, dan Simson. Berbagai macam hal merintangi mereka untuk dapat menyelesaikan dengan baik setiap babak yang ada dalam kehidupannya. Suatu peringatan bagi kita bahwa hal-hal yang mungkin kita anggap sepele dan kita abaikan dapat berdampak besar yang akhirnya menahan kita untuk maju dan menang.

Sebaliknya, terdapat beberapa teladan tokoh yang—sekalipun mengalami berbagai kejatuhan dan tekanan—mampu menciptakan sebuah akhir yang baik. Di tengah beragam hal yang mengecewakan yang membuatnya sangat rentan untuk jatuh, Samuel telah membuktikan diri mampu memiliki ketahanan hingga akhir. Simon Petrus, terlepas dari semua kegagalan dan kesombongan yang pernah di alaminya, ia mampu untuk menyelesaikan tugas pelayanannya dengan kerendahan hati dan ketaatan penuh pada Allah. Ayub mampu menutup babak keraguan dalam hidupnya, sekalipun sampai pada akhirnya tidak semua pertanyaannya terjawab—ada banyak hal yang masih tersembunyi dan menjadi misteri Allah, namun dia mampu melihat kepada Seorang yang ia percayai, bukan pada ke mana Dia akan membawanya. Kemenangan yang serupa juga dialami Naomi dan Yusuf.

Namun tidak semua babak dapat menemui akhir yang jelas—entah itu baik atau buruk. Terdapat beberapa perjalanan kehidupan yang memiliki akhir yang terbuka/menggantung dan tidak dapat dimengerti dengan baik saat itu juga—dan baru terjawab sekian waktu kemudian. Kisah Musa dan Yohanes Pembaptis merupakan dua di antaranya. Musa sedemikian dekat dengan Tanah Perjanjian namun tidak bisa melangkahkan kakinya untuk masuk. Yohanes Pembaptis yang disebutkan Yesus sebagai ‘seorang yang terbesar—namun juga yang terkecil’ ternyata hidupnya berakhir tragis setelah sempat ragu akan kebenaran identitas Yesus. Kedua hal ini nampak menggantung dan menyisakan pertanyaan yang belum terjawab dengan sempurna; apaka—dengan akhir hidup seperti itu—mereka telah menyelesaikan babak hidupnya dengan baik, atau tidak?! Jawabannya muncul beberapa waktu lamanya, membuktikan di mana posisi mereka dalam mengakhiri pertandingan tersebut.

Di bagian akhir, David Wong mengingatkan pembaca melalui kehidupan Paulus, untuk bukan hanya dapat mencapai kesuksesan, namun juga menutup babak kesuksesan itu dengan baik. Seorang pendaki profesional mengatakan bahwa mencapai puncak adalah pilihan, namun menuruninya adalah mandat. Banyak pemimpin yang melupakan prinsip ini sehingga sekalipun mereka dapat ‘mencapai puncak tertinggi’, harus berakhir dengan buruk karena mereka ‘tewas membeku di ketinggian dan tidak pernah turun’.
Buku ini mengingatkan kita untuk menapaki setiap babak kehidupan kita dengan bijak dan menyelesaikannya dengan baik. Melalui sebuah penuturan yang sederhana dan disertai ilustrasi-ilustrasi pendukung, buku ini menjadi bacaan yang ringan namun bernilai tinggi. Biografi merupakan saksi terbaik bagi dirinya sendiri yang dengannya kita dapat bercerita mengenai perjumpaan pribadi dengan biografi, sebagaimana John Piper menuliskan, “Biografi telah sama kuatnya dengan dorongan manusia dalam kehidupan saya dalam melawan apatis inferioritas. Tanpa mereka saya cenderung melupakan sukacita dalam konsistensi aspirasi dan aktivitas yang berorientasi pada Allah”. Kiranya perjuangan hidup para tokoh-tokoh Alkitab ini dapat memberikan pelajaran yang berarti bagi kita, so we can finishing well.

David W.F. Wong
Wong, David W.F. - Personal Name
Endah, Natalia - Personal Name
248.25 Won F
9786029578201
248.25
Text
Indonesia
Yayasan Haggai
2009
231 hlm.
LOADING LIST...
LOADING LIST...