Detail Cantuman Kembali

XML

Berdoa Dengan Otoritas = Praying With Authority.


Jika kita sering merasa bahwa doa-doa kita terlalu takut-takut atau tidak efektif, kita tidak sendirian. Terlalu sedikit orang Kristen yang mau menggambarkan kehidupan doa mereka sebagai sesuatu yang menarik atau penuh petualangan. Tetapi sebenarnya itulah seharusnya! Pengalaman mulia dan memperkaya yang kita semua alami, karena kita telah diberikan otoritas oleh Kristus untuk berdoa dalam namaNya!

Sebagai orang-orang percaya, sekali kita berada dibawah otoritas Tuhan, kita sanggup berdoa dengan otoritasNya. Tuhan berbicara kepada orang-orang yang berada dalam hubungan denganNya. Ia memberikan kepada mereka pengungkapan kehendakNya. Pengungkapan kehendakNya (Pewahyuan) akan melepaskan dalam diri orang-orang percaya otoritas untuk mengucapkan kehendakNya dalam suatu keadaan. Karena itu, pengungkapan melepaskan otoritas.

clip_image002Tuhan member pewahyuan kepada Musa selama perjumpaan muka dengan muka. Melalui pewahyuan yang diberikan Tuhan kepada Musa maka Musa menerima otoritas. Harus dan Miryam, kakak laki-laki dan kekak perempuan Musa, memberontak terhadap otoritas itu, Tuhan kemudian berbicara kepada mereka dan menegur mereka karean memberontak terhadap otoritas yang telah diberikanNya (Bilangan 12). Menurut Watchman Nee dalam bukunya Spiritual Authority, dia menasehati kita untuk mencari Tuhan, bukan berusaha sekuat tenaga mendapatkan otoritas: Jika kita mencari wajah Tuhan, Ia memberikan pewahyuan kepada kita dan meneguhkan otoritas kita.

Dengan demikian pewahyuan adalah bukti otoritas. Kita harus belajar untuk tidak berusaha sekuat tenaga atau berbicara bagi diri kita sendiri. Kita seharusnya tidak bergabung dengan barisan Harun dan Miryam yang berjuang untuk mendapatkan otoritas. Jika kita berusaha dengan sekuat tenaga, itu tidak hanya membuktikan bahwa otoritas kita sepenuhnya duniawi, gelap dan kosong dari visi surgawi.

Diseluruh Alkitab, para pemimpin ilahi yang menerima pewahyuan dari Tuhan bertindak sebagai teladan pengaruh kuasa otoritatif. Yusuf adalah salah seorang yang mencari Tuhan untuk mendapatkan hikmat. Sebagai seorang pemuda, Yusuf menerima sebuah mimpi dari Tuhan yang menunjukkan peranan masa depannya sebagai seorang pemimpin. Tetapi baru bertahun-tahun kemudian mimpi itu tergenapi. Yusuf hidup melalui kesukaran yang mengerikan dan keadaan-keadaan yang tampaknya mustahil sebelum melangkah ke dalam tujuan hidupnya. Melalui tahun-tahun yang sukar itulah , ia terus mempercayai Tuhan. Masa depannya tergantung pada kesetiaannya kepada Tuhan dalam setiap keadaan hidupnya. Kemurnian hati dan kehidupan sangat penting jika seseorang yang diberikan kuasa atau kedudukan di bmumi mau berhasil dalam menjalankan tanggung jawabnya dalam cara yang akan menghormati tuhan dan benar-benar memberkati orang-orang dibawah otoritasnya.

Keterbatasan pengalihan bahasa menjadi sedikit menggangu penyampaian pengarang dari buku ini namun melalui buku ini Barbara Wentroble ingin memperlihatkan bagaimana mengantarkan kehidupan doa kita ke suatu tingkatan yang baru yang dinamis. Barbara dengan hati-hati menjelaskan mengapa kita mempunyai otoritas untuk memerintah dalam alam rohani dan ia juga mengajarkan kita bagaimana mengambil otoritas itu dan memasukkan kuasa lebih besar dalam doa-doa kita untuk memajukan Kerajaan Tuhan (KehendakNya terjadi!). Kita sedang menjadi alat kehendak Tuhan dan belajar untuk berdoa syafaat sesuai dengan kata-kata itu.

Barbara Wentroble
Wentroble, Barbara - Personal Name
Allo, Paula - Personal Name
Cetakan 1
248.32 Wen B
978-9793-7393-59
248.32
---
Text
Indonesia
Immanuel
2005
Jakarta
163 hlm.
LOADING LIST...
LOADING LIST...